Pada posting kali ini saya akan membagikan video kajian yang berjudul “pentingnya pendidikan tauhid dalam keluarga” kajian yang disampaikan oleh ustadz sofyan chalid bin idham ruray. Apa alasan penting mempelajari dan mengajarkan tauhid bagi keluarga kita, anak – anak kita dan seluruh keluarga kita. Temukan jawabannya di ringkasan kajian di artikel ini, dan video kajian lengkapnya di akhir artikel.
Tauhid bukan hanya untuk kita saja.
Dalam surat At-Tahrim ayat 6 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, padanya ada malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, mereka tidak pernah menentang perintah Allah dan selalu mengamalkan perintah-Nya.” [At-Tahrim: 6]
Maksud menjaga diri adalah kita bertaqwa kepada Allah, mentauhidkan Allah dan kita menjauhi perbutan syirik. Lalu apa maksud dan keluargamu artinya kita memberikan pendidikan agama dan keteladanan bagi keluarga kita.
Bagaimana Menjaga Keluarga dari Neraka?
Sahabat yang Mulia Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu’anhu berkata,
أدبوهم وعلموهم
“Ajarkan mereka adab dan ilmu agama.” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/88]
Dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi).
Apa maksud ilmu agama?
Ilmu agama adalah alqur’an dan assunnah sesuai dengan pemahaman nabi dan para sahabat rodhiallohu ajma’in inilah ahlusunnah wal jama’ah. Dan ketahuilah, ilmu agama yang paling penting adalah ilmu tauhid, karena:
- Tauhid adalah kewajiban hamba yang terbesar. Dan lawan dari tauhid, yaitu syirik, adalah dosa terbesar.
- Tauhid adalah jaminan masuk surga dan keselamatan dari neraka.
- Tauhid adalah kunci utama untuk mendapatkan hidayah.
- Tauhid adalah benteng terkuat dari perbuatan maksiat.
- Tauhid sesuai dengan fitrah manusia dan akal sehat.
Ringkasan kajian Pentingnya pendidikan tauhid dalam keluarga
1. Dengan tauhid kita menjaga keluarga kita.
Dengan tauhid kita menjaga keluarga kita untuk agar selalu menepati janjinya pada Allah serta menjaga fitrah mereka dan menjaga akal mereka agar tidak rusak akal sehat mereka.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS. Al-A’raf 172)
Fitrah atau tabiat dasar asli manusia adalah menyembah allah
Dan dari ‘Iyadh bin Himar al-Mujasyi’i Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنِّـي خَلَقْتُ عِبَادِيْ حُنَفَاءُ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِيْنُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ
(Allâh Azza wa Jalla berfirman): “Sesungguhnya Aku menciptakan para hamba-Ku semua dalam keadaan hanif (lurus dan cenderung pada kebenaran) dan sungguh (kemudian) para syaitan mendatangi mereka lalu memalingkan mereka dari agama mereka…”
Barangsiapa keluar dari asal (fitrah) ini maka itu karena ada sesuatu yang mempengaruhi dan merusak fitrah tersebut, sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Semua bayi (yang baru lahir) dilahirkan di atas fitrah (cenderung kepada Islam), lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya orang Yahudi, Nashrani atau Majusi”.
Adalah termasuk kufur memilih tuhan yang hendak disembah atau pemahaman bebas memilih agama karena adalah hak asasi manusia, karena asasinya adalah menyembah Allah.
Tauhid menjaga akal.
Orang yang tidak mentauhidkan allah akal mereka rusak, kenapa? Karena mereka melakukan perbuatan yang tidak masuk akal, karena menyembah makhluk yang tidak bisa memberikan, menolong, mendengarkan dan mengabulkan do’a dan menyamakan makhluk dengan allah yang maha mulia, maha tingi dan maha sempurna.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah”. (QS. Al-Hajj 73)
Kenapa Allah sangat murka pada pelaku dosa syirik, karena mereka melakukan pelecehan pada allah. Syirik adalah menyamakan selain allah dengan allah dalam perkara yang khusus bagi allah.
2. Agar kita sekeluarga bersama – sama masuk syurga.
Urgensi tauhid yang kedua adalah agar kita sekeluarga bersama masuk syurga dan selamat dari api neraka dan tidak saling bermusuhan di akhirat. Bukti cinta yang sesungguhnya pada keluarga adalah dengan mengajarkan tauhid dan menjauhi syirik. Karena dengan inilah mereka selamat dari api neraka dan selamat dari adzab.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (QS. Az-Zukhruf 67)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. At-Thur 21)
3. Tauhid adalah kunci utama untuk mendapatkan hidayah dan benteng terkuat di bumi dan akherat.
Benteng di bumi adalah benteng dari maksiat, dan di akherat adalah benteng dari adzab. Putra kita setelah dewasa, kita tidak bisa memaksa mereka (jika masih kecil bisa kita arahkan, bahkan dengan pukulan yang tidak menyakitkan misalnya untuk sholat) bahkan nabi nuh a.s saja tidak bisa memaksa putranya (setelah pendidikan terbaik di masa kecilnya tentu saja), dengan pendidikan tauhid di waktu kecilnya berarti kita telah memberikan bekal terbaik untuk mereka.
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-An’am 82)
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”.(QS. As-Shad 82-83)
pada ayat tersebut bahkan syetan pus sadar, bahwa hamba yang ikhlas tidak bisa dia sesatkan.
Apa maksud hamba yang ikhlas
Hamba yang ikhlas adalah hamba yang mentauhidkan Allah dan tidak melakukan perbuatan syirik baik besar maupun kecil seperti riya’ Dengan tauhid Allah menyelamatkan nabi yusuf a.s dari perbuatan maksiat dari dosa zina dengan seorang istri raja, seorang bangsawan yang cantik jelita, sebagaimana allah ceritakan di surat yusuf ayat 23-34
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih”. (QS. Yusuf 24)
Sebagian ulama berpendapat bahwa tanda yang dimaksud pada ayat ke 24 di atas menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa pada saat yang kritis itu tiba-tiba Nabi Yakub atau ayahnya tampak di hadapannya, lalu memukul dadanya sehingga keluarlah nafsu syahwat yang telah membara itu dari semua ujung-ujung jarinya. Jawab dari lafal laulaa ialah lajaama`ahaa; artinya niscaya Yusuf menyetubuhinya. inilah buah dari mentauhidkan allah, karena nabi yusuf adalah seorang yang mukhlis, seorang yang mentauhidkan allah.
4. Anak – anak yang kita ajarkan tauhid adalah masa depan islam
Anak – anak kita yang kita ajarkan tauhid hari ini adalah masa depan islam, kejayaan islam di masa yang akan datang, karena islam hanya akan jaya jika kita kembali ke agama.
Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرَعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُم
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian telah disibukkan memegang ekor-ekor sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan kuasakan/timpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut/dihilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian”.
Sebagaimana janji Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan mengganti keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Ku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)
Video Kajian Pentingnya Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga
Berikut adalah kajian bertema keluarga yang disampaikan oleh ustadz Sofyan chalid bin Idham Ruray dari channel youtube beliau.
Semoga bermanfaat
Posting Komentar