Bantahan Terhadap Fitnah Kepada Syaikh Muhammmad bin Abdul Wahhab

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang ulama besar asal Arab Saudi yang dikenal karena perannya dalam menghidupkan kembali ajaran-ajaran Islam yang murni dan bersih dari praktik-praktik bid’ah serta penyimpangan akidah yang berkembang pada masa tersebut.

Beliau terkenal karena perjuangannya dalam melakukan reformasi di bidang tauhid dan melawan kemusyrikan yang telah berkembang di masyarakat. Namun, meskipun kontribusinya sangat besar bagi umat Islam, tidak sedikit fitnah dan tuduhan yang ditujukan kepadanya, baik dari kalangan Muslim maupun dari pihak lain yang tidak sepaham dengan ajarannya.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan bantahan terhadap fitnah-fitnah yang sering kali ditujukan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dengan mengacu pada sumber-sumber yang sahih dari Al-Qur'an, Hadis, dan pandangan ulama-ulama Ahlussunnah Wal Jamaah yang mendukung pemahaman dan dakwah beliau.

1. Fitnah Tentang Wahhabi dan Ajarannya

Salah satu fitnah yang sering dilontarkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah bahwa ajaran beliau dikenal dengan sebutan "Wahhabi", yang dianggap sebagai aliran sesat dan radikal. Banyak orang yang menyebut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya dengan sebutan ini sebagai tuduhan untuk menggambarkan bahwa mereka adalah sekte yang memecah belah umat Islam.

Bantahan:

Penting untuk dicatat bahwa istilah "Wahhabi" sendiri bukanlah sebuah nama yang diberikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab atau para pengikutnya, melainkan sebuah julukan yang diberikan oleh musuh-musuh dakwah beliau untuk mencemarkan nama baik ajarannya.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mendirikan sekte baru atau sebuah aliran, melainkan beliau berusaha untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah tanpa adanya penambahan atau pengurangan.

Ajaran beliau adalah untuk kembali kepada tauhid yang murni, membebaskan umat dari praktik-praktik bid’ah dan kemusyrikan yang telah berkembang pada masa itu.

2. Tuduhan Wahhabi Mengkafirkan Umat Islam

Tuduhan yang sangat sering dilemparkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah bahwa beliau dan para pengikutnya mengkafirkan umat Islam yang tidak mengikuti ajarannya. Ada yang menuduh bahwa ajaran beliau keras dan tidak toleran terhadap perbedaan.

Bantahan:

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mengkafirkan umat Islam secara sembarangan. Beliau selalu mengingatkan untuk menghindari praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam yang shahih.

Dalam buku beliau yang terkenal, "Kitab at-Tauhid", Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menegaskan bahwa kafir adalah mereka yang secara sengaja dan sadar menyembah selain Allah, atau mengikuti keyakinan yang bertentangan dengan tauhid, seperti menyembah kuburan, berdoa kepada selain Allah, dan melakukan amalan bid'ah yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam.

Hal ini juga ditegaskan oleh para ulama besar dalam Ahlussunnah Wal Jamaah, yang memahami bahwa mengkafirkan seseorang harus melalui bukti yang jelas dan tidak sembarangan.

3. Tuduhan Menghancurkan Kuburan dan Menghancurkan Sejarah Islam

Salah satu tuduhan besar yang dilontarkan adalah bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ingin menghancurkan makam-makam para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW, terutama makam Nabi, serta tempat-tempat bersejarah yang dianggap sebagai situs ibadah.

Bantahan:

Faktanya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mengajarkan untuk menghancurkan kuburan-kuburan para sahabat atau tempat-tempat bersejarah Islam. Beliau hanya berjuang melawan praktik-praktik syirik yang berkembang, seperti berdoa kepada mayat yang ada di kuburan atau melakukan ziarah kubur yang disertai dengan praktik syirik.

Dalam hal ini, beliau mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan umat Islam untuk tidak menjadikan kuburan sebagai tempat penyembahan atau berhala. Beliau juga menekankan pentingnya menjaga kemurnian akidah tauhid, dan hal tersebut tidak berarti menghancurkan situs-situs sejarah Islam, tetapi lebih kepada membersihkan praktik-praktik yang telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar.

4. Tuduhan Ajaran Radikal dan Kekerasan

Seringkali, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab digambarkan sebagai sosok yang radikal, yang menerapkan kekerasan terhadap siapa saja yang tidak sepaham dengan ajarannya. Tuduhan ini lebih banyak beredar di kalangan mereka yang tidak setuju dengan dakwah beliau.

Bantahan:

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sangat menekankan bahwa dakwahnya adalah dakwah damai yang berdasarkan ilmu dan hikmah. Beliau tidak pernah mengajarkan untuk menggunakan kekerasan dalam menyebarkan ajaran Islam.

Dalam kenyataannya, beliau selalu berdakwah dengan cara yang bijaksana dan mendasarkan segala tindakan pada prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Sunnah. Salah satu prinsip penting dalam ajaran beliau adalah "la ikraha fid-din" (tidak ada paksaan dalam agama), yang menunjukkan bahwa tidak ada kewajiban untuk memaksa orang lain untuk mengikuti ajaran Islam.

5. Pandangan Tentang Bid’ah dan Syirik

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sering dituduh mengharamkan banyak amalan yang telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat Islam, seperti mengunjungi kuburan, tawasul, atau perayaan-perayaan tertentu yang dianggap sebagai bid’ah (inovasi dalam agama).

Bantahan:

Sebagai seorang ulama yang mendalami Al-Qur’an dan Hadis, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memiliki pandangan yang sangat jelas tentang apa yang disebut bid’ah. Menurut beliau, bid’ah adalah segala sesuatu yang ditambahkan dalam agama yang tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an atau Sunnah. Namun, beliau tidak menentang amalan yang bersifat mubah atau baik selama tidak mengandung penyimpangan dari ajaran Islam.

Seperti halnya berdoa untuk orang yang sudah meninggal, selagi tidak berlebihan dan tidak sampai menduakan Allah dengan perantara selain-Nya, ini bukanlah masalah. Beliau mengajak umat Islam untuk kembali pada akidah yang murni dan menjauhkan diri dari segala bentuk syirik.

Kesimpulan

Bantahan terhadap fitnah terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sangat penting untuk memahami dengan jelas ajaran beliau yang sebenarnya. Beliau adalah seorang reformis yang berjuang untuk membersihkan Islam dari segala bentuk syirik, bid’ah, dan kemusyrikan, dan tidak ada niat untuk mendirikan sekte atau aliran yang memecah belah umat Islam. Sebaliknya, dakwah beliau adalah ajakan untuk kembali kepada tauhid yang murni, sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, dan menghindari segala penyimpangan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam.

Bagi umat Islam yang mencari kebenaran dan kedamaian dalam agama, ajaran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bisa menjadi pedoman untuk hidup sesuai dengan tuntunan Islam yang sahih, tanpa terjebak dalam praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Posting Komentar

"Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, mari kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati. Mohon maaf bila komentar Anda yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan saya hapus. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, masukan yang membangun, dan memberikan tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang dibahas dengan senang hati saya persilakan, terima kasih."