Ahlussunnah wal Jamaah (ASWAJA) merupakan kelompok umat Islam yang paling banyak di seluruh dunia. Namun, meskipun demikian, masih ada sebagian orang yang bingung mengenai siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam artikel ini, kita akan membahas siapa sebenarnya Ahlussunnah wal Jamaah menurut dalil Al-Qur'an, tafsir para ulama, serta hadis yang shahih.
Ahlussunnah wal Jamaah berasal dari dua kata yaitu "Ahlussunnah" yang berarti "orang-orang yang mengikuti sunnah (tradisi atau cara hidup) Nabi Muhammad SAW", dan "Jamaah" yang berarti "kelompok atau golongan". Secara keseluruhan, Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sesuai dengan sunnah-sunnah beliau dan konsisten dengan pemahaman para sahabat serta generasi setelahnya yang istiqamah dalam agama Islam.
Definisi Ahlussunnah Wal Jamaah
Beberapa ciri khas Ahlussunnah wal Jamaah adalah:
- Berpegang pada Al-Qur'an dan Hadis yang sahih: Ahlussunnah wal Jamaah menerima sumber hukum utama Islam, yaitu Al-Qur'an dan Hadist yang sahih, baik dalam hal akidah, ibadah, maupun muamalah.
- Mengikuti cara hidup Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam hal akidah dan amal ibadah.
- Menjauhi pemahaman atau ajaran yang bertentangan dengan Islam yang telah disepakati oleh para ulama.
Dalil-Dalil Al-Qur'an tentang Ahlussunnah Wal Jamaah
1. Al-Qur'an Surat Ali-Imran: 103
Allah berfirman:
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai; dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, kemudian menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara..." (QS. Ali Imran: 103)
Ayat ini mengingatkan kita untuk berpegang teguh pada agama Allah dan bersatu di dalam agama ini, yaitu dengan mengikuti ajaran yang benar sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang tetap bersatu dalam memahami dan mengamalkan agama Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
2. Al-Qur'an Surat As-Syura: 13
Allah berfirman:
۞ شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
Artinya: "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama, apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik (untuk menerima) apa yang kamu serukan mereka kepadanya..." (QS. As-Syura: 13)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama yang sama dengan agama para nabi sebelumnya, yaitu agama tauhid yang harus dijaga kesatuannya. Ahlussunnah wal Jamaah adalah kelompok yang mengikuti jalan yang lurus dengan berpegang teguh kepada wahyu Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW tanpa terpecah-pecah.
Dalil-Dalil Hadis tentang Ahlussunnah Wal Jamaah
1. Hadis tentang Golongan yang Selamat
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Akan ada sekelompok umatku yang tetap tegak di atas kebenaran, mereka tidak akan terpengaruh oleh orang-orang yang mengkhianati mereka, dan tidak pula oleh orang-orang yang menentang mereka, hingga datang keputusan Allah (kiamat), dan mereka tetap dalam keadaan demikian." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa sekelompok umat Islam yang teguh memegang kebenaran (yaitu Ahlussunnah wal Jamaah) akan tetap ada hingga hari kiamat, meskipun banyak kelompok lain yang menentang dan menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Ahlussunnah wal Jamaah adalah mereka yang mengikuti jalan yang lurus sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.
2. Hadis tentang Perpecahan Umat Islam
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu golongan, yaitu yang mengikuti apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya." (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjelaskan bahwa umat Islam akan terbagi menjadi banyak golongan. Namun, yang selamat hanyalah satu golongan, yaitu mereka yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Golongan yang selamat ini adalah Ahlussunnah wal Jamaah.
3. Hadis tentang Kewajiban Mengikuti Sunnah
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barang siapa yang hidup setelah aku, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang pada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, akan muncul banyak perbedaan dan perselisihan. Untuk menjaga diri dari kesesatan, umat Islam diingatkan untuk berpegang teguh pada sunnah Nabi dan sunnah para sahabat yang mendapat petunjuk, yaitu Ahlussunnah wal Jamaah.
Penafsiran Para Ulama Tentang Ahlussunnah Wal Jamaah
Para ulama sepakat bahwa Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam hal akidah, ibadah, dan muamalah sesuai dengan pemahaman yang benar dan menghindari penyimpangan.
Imam Asy-Syafi'i menjelaskan dalam kitabnya Al-Risalah bahwa Ahlussunnah wal Jamaah adalah mereka yang mengikuti salafus shalih (generasi awal umat Islam yang terdiri dari sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in), yang berpegang pada akidah yang sahih yang diterima oleh generasi tersebut.
Imam Ahmad bin Hanbal juga menegaskan dalam Al-Sunnah bahwa Ahlussunnah wal Jamaah adalah mereka yang mengikuti Ahlul Hadist, yaitu yang menerima hadis-hadis sahih dari Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai sumber utama ajaran Islam.
Kesimpulan
Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang mengikuti ajaran Al-Qur'an dan Hadis sahih sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi Muhammad SAW dan generasi setelahnya (tabi'in dan tabi'ut tabi'in). Mereka adalah golongan yang tidak terpecah dalam agama dan tetap berada di atas jalan yang lurus, yaitu berpegang teguh pada sunnah Nabi dan menjauhi segala bentuk penyimpangan.
Dalam menghadapi perbedaan pendapat dan aliran yang bermunculan, umat Islam harus kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan Hadist yang sahih, sebagaimana yang diterima oleh para ulama Ahlussunnah wal Jamaah, dan menjaga kesatuan dalam beragama dengan tidak terpecah belah. Semoga kita semua menjadi bagian dari Ahlussunnah wal Jamaah yang selamat di dunia dan akhirat.
Posting Komentar