Penjelasan Lengkap Pembagian Tauhid dalam Islam dan Contohnya



Tauhid merupakan inti dari ajaran Islam, yang menjadi landasan utama dalam beribadah dan memahami konsep keesaan Allah SWT. Secara sederhana, tauhid berarti mengesakan Allah dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hal ibadah, rububiyah (pengaturan alam semesta), maupun uluhiyah (ketuhanan). Tauhid merupakan dasar dari akidah Islam yang memisahkan antara ajaran yang benar dengan segala bentuk penyimpangan, seperti syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan yang lain.

Dalam kajian Islam, tauhid dibagi menjadi tiga bagian utama, yang masing-masing memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim. Pembagian tauhid ini tidak hanya untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang sifat Allah, tetapi juga agar umat Islam dapat mengamalkan ajaran tauhid secara tepat sesuai dengan ajaran yang diterima dari Nabi Muhammad SAW.

Pada artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang pembagian tauhid dalam Islam, yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma’ Wa Sifat, serta memberikan dalil dari Al-Qur'an dan hadis yang relevan untuk masing-masing pembagian tauhid tersebut.

1. Tauhid Rububiyah (Mengesakan Allah dalam Pengaturan Alam Semesta)

A. Pengertian Tauhid Rububiyah

Tauhid Rububiyah adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pengatur, dan pemelihara segala yang ada di alam semesta. Ini mencakup segala aktivitas Allah dalam menciptakan, mengatur, memberi rezeki, memberi hidup, dan mematikan. Tauhid Rububiyah berfokus pada pengakuan bahwa semua peristiwa yang terjadi di alam semesta ini adalah atas kehendak dan izin Allah semata.

B. Dalil-dalil Tauhid Rububiyah

Dalil Tauhid Rububiyah dari Al-Qur'an:

  1. Surat Al-Baqarah (2:255)
  2. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ە لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِه يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِه اِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

    Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi." (QS. Al Baqarah :255)

    Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Pengatur yang menguasai segala yang ada di langit dan bumi, dan tidak ada yang dapat menggoyahkan kekuasaan-Nya.

  3. Surat Al-Anbiya (21:22)
  4. لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

    Artinya: "Jika ada di langit dan di bumi Tuhan selain Allah, niscaya keduanya (langit dan bumi) akan rusak." (QS. Al-Anbiya :22)

    Ayat ini mengingatkan kita bahwa jika ada lebih dari satu Tuhan, maka alam semesta ini tidak akan bisa teratur dan akan mengalami kerusakan. Hanya Allah yang memiliki kuasa penuh atas seluruh alam semesta.

Dalil Tauhid Rububiyah dari Hadist:

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Allah menciptakan segala sesuatu dan menjadikan-Nya sesuai dengan takdir-Nya." (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditentukan oleh Allah SWT dan merupakan bagian dari pengaturan-Nya.

C. Contoh Tauhid Rububiyah

Contoh dari pengamalan Tauhid Rububiyah adalah keyakinan bahwa hanya Allah yang menciptakan segala sesuatu, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta, serta hanya Allah yang mengaturnya. Seorang Muslim yang meyakini Tauhid Rububiyah akan mempercayai bahwa segala yang terjadi di alam semesta ini, seperti perubahan cuaca, terjadinya petir, hujan, hidup dan mati, adalah atas kehendak dan izin Allah semata.

2. Tauhid Uluhiyah (Mengesakan Allah dalam Ibadah)

A. Pengertian Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak untuk disembah dan diibadahi. Ini adalah bentuk penegasan bahwa seluruh ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim, baik itu shalat, doa, puasa, zakat, dan segala bentuk penghambaan, hanya diperuntukkan kepada Allah SWT, tanpa ada sekutu atau perantara.

B. Dalil-dalil Tauhid Uluhiyah

Dalil Tauhid Uluhiyah dari Al-Qur'an:

  1. Surat Al-Baqarah (2:21-22)
  2. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

    Artinya: "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu dengan air itu Dia mengeluarkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu, maka janganlah kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang kamu ketahui." (QS. Surat Al-Baqarah : 21-22)

    Ayat ini menyeru umat manusia untuk menyembah hanya kepada Allah yang telah menciptakan segala sesuatu untuk mereka, dan mengingatkan mereka agar tidak menyekutukan Allah dalam ibadah.

  3. Surat Adz-Dzariyat (51:56)

  4. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

    Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat : 56)

    Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Allah, yang merupakan pokok dari Tauhid Uluhiyah.

Dalil Tauhid Uluhiyah dari Hadist:

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:  

"Allah berfirman, 'Aku adalah Tuhan yang Maha Kuasa, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.'" (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah, karena Dia adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah.

C. Contoh Tauhid Uluhiyah

Contoh dari pengamalan Tauhid Uluhiyah adalah bahwa seorang Muslim hanya melakukan ibadah kepada Allah SWT, seperti mendirikan shalat, berdoa, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan lainnya. Dalam semua aktivitas ibadah ini, tidak ada satu pun yang boleh disekutukan dengan Allah. Misalnya, saat berdoa, seorang Muslim hanya memohon kepada Allah tanpa mengharapkan pertolongan dari selain-Nya.

3. Tauhid Asma’ Wa Sifat (Mengesakan Allah dalam Nama dan Sifat-Nya)

A. Pengertian Tauhid Asma’ Wa Sifat

Tauhid Asma’ Wa Sifat adalah keyakinan bahwa Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat-sifat yang sempurna, yang tidak ada bandingannya dengan makhluk-Nya. Allah memiliki sifat-sifat seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Mendengar, dan lainnya, yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Semua sifat Allah ini harus diyakini dengan penuh keyakinan tanpa disamakan dengan sifat makhluk-Nya.

B. Dalil-dalil Tauhid Asma’ Wa Sifat

Dalil Tauhid Asma' Wa Sifat dari Al-Qur'an:

  1. Surat Al-Ikhlas (112:1-4)

  2. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَد ,اَللّٰهُ الصَّمَد ,لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَد, وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

    Artinya: "Katakanlah, 'Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'" (QS. Al-Ikhlas :1-4)

    Surat Al-Ikhlas menjelaskan tentang keesaan Allah dalam segala hal, termasuk dalam sifat-sifat-Nya yang tidak ada yang menyerupai-Nya.

  3. Surat Al-A'raf (7:180)

  4. وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاوَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاىِٕه سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ

    Artinya: "Dan milik Allah-lah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang baik." (QS. Al A'Raf : 180)

    Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa nama-nama-Nya adalah yang terbaik, yang harus diyakini dan disembah oleh umat-Nya.

Dalil Tauhid Asma' Wa Sifat dari Hadist:

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:  

"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, siapa yang menghafalnya maka ia akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sempurna yang wajib diyakini dan dihormati oleh umat Islam.

C. Contoh Tauhid Asma’ Wa Sifat

Contoh dari pengamalan Tauhid Asma' Wa Sifat adalah dengan meyakini sifat-sifat Allah seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, dan lainnya, dan tidak menyamakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk. Misalnya, ketika seorang Muslim berdoa, ia meyakini bahwa hanya Allah yang dapat memberikan rahmat dan kasih sayang yang sempurna, tanpa ada bandingannya dengan kasih sayang manusia.

Kesimpulan

Pembagian Tauhid dalam Islam terdiri dari tiga aspek utama: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma’ Wa Sifat. Ketiganya memiliki peran penting dalam membangun pemahaman yang benar tentang keesaan Allah dan dasar-dasar ajaran Islam. Namun ada orang yang menolak pembagian ini dengan berbagai alasan.
  1. Tauhid Rububiyah mengajarkan kita untuk meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Pengatur dan Pemelihara alam semesta.
  2. Tauhid Uluhiyah mengajarkan kita untuk hanya menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun.
  3. Tauhid Asma' Wa Sifat mengajarkan kita untuk meyakini sifat-sifat Allah yang mulia dan tidak menyamakan-Nya dengan makhluk-Nya.
Semua pembagian ini merupakan pondasi yang kokoh bagi seorang Muslim dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk senantiasa mengesakan Allah dalam segala hal, baik dalam ibadah, pengaturan alam, maupun dalam memahami sifat-sifat-Nya yang agung.

Posting Komentar

"Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, mari kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati. Mohon maaf bila komentar Anda yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan saya hapus. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, masukan yang membangun, dan memberikan tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang dibahas dengan senang hati saya persilakan, terima kasih."