Asal Usul Sejarah Kenapa Dinamakan Bulan Rajab

Asal Usul Sejarah Kenapa Dinamakan Bulan Rajab
Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang termasuk dalam kategori bulan haram (bulan yang dimuliakan) dalam kalender Islam. Bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri dan sering kali menjadi subjek perbincangan di kalangan umat Islam. Rajab, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah, dikenal dengan berbagai keutamaan dan sejarahnya yang dalam, baik dalam konteks agama Islam maupun dalam kebudayaan Arab sebelum Islam.

Namun, mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, kenapa bulan ini dinamakan Rajab? Apa makna di balik nama Rajab dan apa yang membedakan bulan ini dari bulan-bulan lainnya? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai asal usul sejarah nama Rajab, baik dari perspektif bahasa, sejarah Arab pra-Islam, serta kaitannya dengan peristiwa-peristiwa penting dalam Islam.

1. Pengertian dan Asal Kata "Rajab"

Nama Rajab berasal dari bahasa Arab, yang berarti "menghormati" atau "memuliakan". Kata ini secara harfiah dapat diturunkan dari akar kata "rajaba" (رَجَبَ), yang berarti "menghormati", "mengagungkan", atau "menjauhkan diri dari kekerasan". Dalam konteks ini, bulan Rajab dianggap sebagai bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh masyarakat Arab, baik pada masa pra-Islam maupun setelah datangnya Islam.

Secara historis, bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan yang disebut sebagai "bulan haram" (bulan yang disucikan), yang dilarang untuk berperang pada masa itu. Tiga bulan haram lainnya adalah Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Bulan-bulan haram ini dijadikan waktu untuk mendamaikan perbedaan antar suku, dan sebagai bulan yang penuh dengan kedamaian dan penghormatan.

2. Rajab dalam Sejarah Arab Pra-Islam

Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab mengenal sistem kalender lunar (bulan) yang juga mengatur kehidupan sosial dan agama mereka. Dalam tradisi Arab pra-Islam, bulan Rajab memiliki kedudukan yang sangat penting. Pada masa itu, bulan Rajab adalah salah satu bulan yang dianggap suci dan dihormati oleh suku-suku Arab. Di bulan Rajab, mereka menangguhkan peperangan dan perseteruan antar suku. Hal ini dilakukan karena di bulan Rajab, mereka menganggap bahwa melakukan peperangan adalah sebuah pelanggaran terhadap kesucian bulan.

Pentingnya bulan Rajab juga tercermin dalam kebiasaan masyarakat Arab yang menyebut bulan ini sebagai bulan "haram", atau bulan yang harus dihormati. Di bulan Rajab, mereka menghindari pertumpahan darah dan konflik. Bahkan, dalam beberapa tradisi, bulan Rajab juga menjadi waktu yang sangat dihormati untuk ibadah, seperti melakukan haji kecil (umrah), berdoa, dan beribadah di Masjidil Haram di Mekah.

3. Rajab dalam Perspektif Islam

Setelah datangnya Islam, bulan Rajab tetap dipandang sebagai bulan yang penuh berkah dan dihormati. Meskipun tidak ada kewajiban ibadah khusus yang ditetapkan untuk bulan Rajab, namun bulan ini tetap dianggap sebagai waktu yang sangat baik untuk memperbanyak ibadah, seperti puasa sunnah, doa, dan dzikir.

Salah satu peristiwa yang sangat penting yang terjadi pada bulan Rajab adalah Israk dan Mikraj, yaitu perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Palestina (Israk), dan kemudian naik ke langit (Mikraj) untuk menerima wahyu langsung dari Allah SWT. Peristiwa Israk Mikraj ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Islam, yang mengukuhkan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah.

Peristiwa Israk Mikraj diyakini terjadi pada 27 Rajab, meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai tanggal pastinya. Walaupun begitu, banyak umat Islam yang memperingati peristiwa ini sebagai bagian dari mengenang perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang sangat luar biasa.

4. Rajab dalam Kalender Hijriyah

Bulan Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah, yaitu kalender lunar yang digunakan dalam Islam. Kalender Hijriyah dimulai dengan bulan Muharram, yang menandakan tahun baru Islam, dan Rajab datang setelah bulan Jumadil Akhirah dan sebelum bulan Sha'ban.

Meskipun bulan Rajab tidak memiliki kewajiban ibadah khusus seperti bulan Ramadhan (puasa) atau bulan Zulhijjah (haji), bulan ini tetap dianggap sebagai bulan yang sangat penting dalam Islam. Bulan ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, baik melalui doa, dzikir, puasa sunnah, maupun amal ibadah lainnya.

5. Keutamaan dan Amalan Sunnah di Bulan Rajab

Meskipun tidak ada ibadah wajib khusus di bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan baik selama bulan ini. Beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan di bulan Rajab antara lain:
  1. Puasa Sunnah: Puasa di bulan Rajab sangat dianjurkan, meskipun tidak ada puasa wajib khusus. Banyak umat Islam yang memilih untuk berpuasa sunnah pada hari-hari tertentu di bulan Rajab, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah). 
  2. Meningkatkan Dzikir dan Doa: Bulan Rajab adalah waktu yang baik untuk memperbanyak doa dan dzikir, serta memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. 
  3. Memperbanyak Ibadah Malam: Shalat tahajjud dan ibadah malam lainnya juga dianjurkan untuk dilakukan lebih sering di bulan ini sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah.

Hadis tentang Keutamaan Bulan Rajab:

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku." (HR. Al-Bayhaqi)

Hadis ini menunjukkan bahwa bulan Rajab memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT, dan oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah di bulan ini.

6. Penutupan: Menghormati Bulan Rajab

Bulan Rajab, baik dalam konteks sejarah Arab pra-Islam maupun dalam ajaran Islam, adalah bulan yang penuh dengan kehormatan dan keberkahan. Nama "Rajab" yang berasal dari kata "menghormati" mencerminkan sifat dan kedudukan bulan ini, baik dari sisi agama maupun budaya. Bagi umat Islam, bulan Rajab adalah waktu yang baik untuk memperbanyak ibadah, meningkatkan ketaqwaan, dan meraih berkah dari Allah SWT.

Sebagai umat yang beriman, kita hendaknya menghormati bulan ini dengan meningkatkan amal ibadah dan menjadikannya sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, baik melalui doa, puasa sunnah, maupun amalan lainnya. Semoga bulan Rajab membawa berkah dan kedamaian bagi kita semua.

Posting Komentar

"Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, mari kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati. Mohon maaf bila komentar Anda yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan saya hapus. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, masukan yang membangun, dan memberikan tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang dibahas dengan senang hati saya persilakan, terima kasih."