Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram dalam
kalender Hijriyah yang dimuliakan oleh Allah SWT. Dalam bulan ini, umat Islam
dianjurkan untuk memperbanyak amalan baik dan mendekatkan diri kepada Allah,
karena bulan Rajab memiliki keutamaan tertentu. Namun, di tengah keberkahan
bulan ini, terdapat juga praktik-praktik yang dianggap
bid'ah (inovasi dalam agama) yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam
tanpa dasar yang sahih dari Al-Qur'an dan Hadis.
Artikel ini akan membahas
amalan sunnah dan
bid'ah
di bulan Rajab, serta memberikan dalil shahih yang mendasari amalan tersebut. Dengan
mengetahui amalan yang benar dan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, kita
dapat menjalani bulan Rajab dengan lebih baik dan penuh berkah.
Amalan Sunnah di Bulan Rajab
Amalan sunnah adalah amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan
dianjurkan oleh syariat Islam. Meskipun tidak ada amalan khusus yang
diperintahkan untuk dilakukan hanya pada bulan Rajab, ada beberapa amalan yang
sangat dianjurkan untuk dilakukan sepanjang tahun, dan bulan Rajab adalah
waktu yang baik untuk memperbanyaknya.
1. Puasa Sunnah di Bulan Rajab
Meskipun tidak ada perintah khusus dari Rasulullah SAW untuk
berpuasa
pada bulan Rajab, sebagian besar ulama menganjurkan umat Islam untuk
memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini sebagai bentuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Ada beberapa jenis puasa sunnah yang bisa dilakukan, seperti
puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau
puasa Ayyamul Bidh (puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah).
Dalil Puasa Sunnah:
Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah,
yaitu bulan Muharram. Dan puasa yang paling utama setelah itu adalah puasa
pada bulan yang kalian sebut sebagai Rajab." (HR. Ahmad, dari Abu Hurairah)
Walaupun hadis ini memiliki beberapa kelemahan dalam sanadnya, namun ada
kesepakatan di kalangan ulama bahwa bulan Rajab adalah waktu yang baik untuk
berpuasa sunnah sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
2. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Bulan Rajab adalah waktu yang baik untuk memperbanyak dzikir dan doa. Berzikir
kepada Allah, membaca istighfar, serta berdoa memohon ampunan dan kebaikan
adalah amalan yang sangat dianjurkan. Dzikir adalah salah satu cara untuk
membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalil Dzikir dan Doa:
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْا ÙˆَتَØ·ْÙ…َÙ‰ِٕÙ†ُّ Ù‚ُÙ„ُÙˆْبُÙ‡ُÙ…ْ بِØ°ِÙƒْرِ اللّٰÙ‡ِ ۗ اَÙ„َا بِØ°ِÙƒْرِ اللّٰÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َÙ‰ِٕÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُÙˆْبُ ۗ
Artinya: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd : 28)
Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk berdoa, terutama pada
waktu-waktu yang mustajab, seperti di malam hari atau setelah shalat wajib.
Memperbanyak doa di bulan Rajab adalah salah satu cara untuk memohon rahmat
dan keberkahan Allah.
3. Shalat Tahajjud
Malam bulan Rajab adalah waktu yang baik untuk memperbanyak ibadah malam,
terutama shalat tahajjud. Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dilakukan
pada malam hari setelah tidur. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umat Islam
untuk melaksanakan shalat tahajjud sebagai amalan yang sangat dicintai oleh
Allah.
Dalil Shalat Tahajjud:
Rasulullah SAW bersabda:
"Rabb kalian turun pada setiap malam ke langit dunia, ketika tersisa
sepertiga malam yang terakhir, lalu Dia berfirman: 'Siapa yang berdoa
kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya; siapa yang meminta kepada-Ku, maka
Aku akan memberinya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat tahajjud adalah salah satu amalan yang dapat dilakukan di bulan Rajab
untuk mendapatkan keberkahan dan kedekatan dengan Allah.
Amalan Bid'ah di Bulan Rajab.
Bid'ah dalam konteks agama Islam adalah segala sesuatu yang
ditambahkan atau diciptakan dalam agama tanpa dasar yang sahih dari Al-Qur'an
dan Hadis. Meskipun bulan Rajab adalah bulan yang dimuliakan, banyak praktik
yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam yang sering dilakukan
oleh sebagian umat Islam, terutama berkaitan dengan perayaan atau amalan khusus
di bulan ini.
1. Merayakan Isro' Mikraj dengan Ritual Khusus
Isro' Mikraj adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam yang terjadi pada
bulan Rajab, yaitu perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di
makkah ke Masjidil Aqsa Palestina (Isro'), dan kemudian naik ke langit
(Mikraj). Namun, tidak ada perayaan khusus yang diperintahkan oleh Rasulullah
SAW untuk memperingati peristiwa ini dengan ritual atau acara-acara khusus.
Sayangnya, banyak umat Islam yang mengadakan acara atau ritual tertentu,
seperti pengajian khusus, perayaan dengan makan bersama, atau
doa bersama dengan anggapan bahwa ini adalah amalan yang dianjurkan
pada malam Isro' Mikraj. Padahal, perayaan seperti ini tidak memiliki dasar yang
kuat dalam Al-Qur'an maupun Hadis, dan bisa masuk dalam kategori
bid'ah.
Dalil tentang Bid'ah:
Rasulullah SAW bersabda:"Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini (agama), maka
itu tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, merayakan Isro' Mikraj
dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi adalah bentuk bid'ah yang perlu
dihindari.
2. Mengkhususkan Puasa Rajab dengan Puasa Tertentu.
Sebagian orang berpuasa khusus di bulan Rajab dengan niat atau keyakinan bahwa
puasa Rajab memiliki keutamaan tertentu yang tidak disebutkan dalam Hadis sahih.
Meskipun berpuasa di bulan Rajab adalah amalan yang baik, tetapi mengkhususkan
puasa Rajab dengan niat khusus atau puasa tertentu tanpa ada dasar yang jelas
dalam syariat bisa tergolong sebagai bid'ah.
Dalil tentang Puasa yang Tidak Disyariatkan:
Rasulullah SAW bersabda:"Janganlah kalian berpuasa pada hari-hari tertentu, kecuali puasa yang
diwajibkan atau puasa yang sudah menjadi kebiasaan." (HR. Bukhari)
Maka, puasa di bulan Rajab tidak boleh
dikhususkan dengan niat atau amalan yang tidak ada tuntunannya dalam Islam.
3. Mengadakan Ritual Khusus pada Malam Lailatul Rajab
Beberapa kelompok atau individu juga menganggap bahwa malam
Lailatul Rajab memiliki keutamaan tertentu yang harus dirayakan
dengan ibadah khusus, seperti membaca doa tertentu atau melakukan shalat malam
yang dikhususkan pada malam tersebut. Padahal, tidak ada riwayat yang sahih dari
Rasulullah SAW yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Rajab harus dirayakan
dengan cara tertentu.
Dalil tentang Bid'ah dalam Ritual Khusus:
Rasulullah SAW bersabda:"Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam urusan agama kami
ini, maka itu tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, mengkhususkan malam Lailatul
Rajab dengan ritual tertentu tanpa dasar syar'i adalah bid'ah yang harus
dihindari.
Kesimpulan
Bulan Rajab adalah bulan yang mulia dan penuh berkah. Meskipun tidak ada amalan
khusus yang ditentukan oleh Rasulullah SAW untuk bulan ini, umat Islam
dianjurkan untuk memperbanyak amalan baik seperti puasa sunnah, dzikir, doa, dan
shalat tahajjud. Namun, penting untuk kita ingat bahwa tidak semua praktik yang
dilakukan di bulan Rajab sesuai dengan ajaran Islam.
Perayaan atau ritual yang
tidak memiliki dasar dalam Al-Qur'an dan Hadis, seperti merayakan Isro' Mikraj
dengan cara tertentu atau mengkhususkan puasa Rajab dengan niat khusus, dapat
dianggap sebagai bid'ah yang harus dihindari.
Sebagai umat Islam,
kita hendaknya berpegang pada ajaran yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW
dan menghindari segala bentuk amalan yang tidak memiliki dasar yang sahih.
Semoga bulan Rajab ini menjadi kesempatan bagi kita untuk memperbanyak ibadah
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Posting Komentar