Hati adalah Raja
Jadi, hati itulah rajanya. Dialah pelaksana dari apa yang diperintahkan, yang
menerima hidayah-Nya, dan tidaklah suatu amalan menjadi lurus dan benar
kecuali bersumber dari tujuan dan maksudnya. Hati inilah yang paling
bertanggung jawab terhadap semuanya ini, sebab setiap pemimpin akan ditanya
tentang apa yang dipimpinnya.
Oleh sebab itu, perhatian untuk meluruskan dan
membenarkan hati merupakan sesuatu yang diprioritaskan oleh para salik
(pencari kebenaran) dan mendeteksi serta meng- obati berbagai penyakitnya
merupakan prioritas menurut para nasik (ahli ibadah).
Iblis pun Tahu
Ketika musuh Allah, iblis mengetahui bahwa poros dan sandarannya adalah hati
maka ia membisik-bisikinya, menawannya dengan berbagai bentuk syahwat,
menggodanya dalam berbagai keadaan dan amalan yang menghalanginya dari jalan
yang benar, menghamparkan sebab-sebab ke- sesatan yang memutuskannya dari
sebab-sebab taufiq dan memasang untuknya jaring-jaring dan tali-tali yang jika
ia selamat dari terjerumus ke dalamnya ia tidak akan selamat dari menemui
berbagai rintangan.
Dan tidak ada keselamatan dari perangkap jaring-jaringnya
dan berbagai tipu dayanya kecuali dengan senantiasa memohon pertolongan kepada
Allah, mencari sebab-sebab keridhaan-Nya, menyandarkan dan menghampiri- Nya
dalam setiap gerak diamnya had dan menegaskan hinanya keham- baan diri di
hadapan-Nya, hal yang ia merupakan sesuatu yang paling utama untuk disandang
manusia sehingga ia masuk dalam jaminan ayat,
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terha- dap
mereka."
(Al-Hijr: 42).
Inilah yang akan memutuskan antara hamba dengan syetan. Dan bila itu terjadi
maka merupakan sebab bagi terealisirnya maqam ubudiyah (kehambaan) kepada
Tuhan semesta alam serta merupakan manifestasi kebaikan hati, keikhlasan amal
dan keyakinan yang terus-menerus. Jika hakikat ubudiyah dan keikhlasan telah
merasuk ke dalam had maka orang itu di sisi Allah termasuk orang-orang yang
dekat dengan-Nya, dan dengan demikian ia akan termasuk pada pengecualian ayat,
"Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka."
(Shaad: 83).
Isi Dari Buku Mawaridul Amman atau Managemen Qolbu
Dan atas karunia Allah Yang Maha Pemberi, saya mengetahui beberapa penyakit
hati dan obatnya serta berbagai bisikan syetan padanya yang merupakan
musuhnya, juga berbagai tindakan yang bakal terjadi karena bisikan tersebut,
dan berbagai keadaan hati tersebut yang merupakan ekses daripadanya, karena
sesungguhnya perbuatan buruk itu berasal dari tujuan hati yang buruk, lalu
karena perbuatan buruk itu hati menjadi keras, dan penyakit itu bertambah di
atas penyakitnya hingga ia meninggal.
Tinggallah ia tanpa kehidupan dan
cahaya. Dan semua itu terjadi karena pengaruh bisikan syetan serta oleh
keberpihakannya kepada musuh yang tidak akan beruntung kecuali orang-orang
yang secara tegas-tegas menentangnya.
Berbagai hal di atas, ingin saya tulis
dalam kitab ini sebagai peringatan dengan mengakui bahwa yang saya lakukan ini
tak lain adalah karena karunia dan kebaikan Allah, dan semoga orang yang
membacanya dapat mengambil manfaat daripadanya seraya mendoakan kepada
pengarangnya agar mendapat ampunan, rahmat dan ridha Allah. Kitab ini saya
beri judul
Ighatsatul Lahfan min Mashasyidisy Syaithan (Melumpuhkan Senjata
Syetan).
Posting Komentar