Posting kali ini kami akan mencoba membuat
penjelasan urutan shaf shalat berjamaah yang benar menurut sunnah. Kita akan
membahas tentang apa itu shaf, bagaimana urutan shaf yang disyariatkan, apa
keutamaan shaf pertama, dan bagaimana meluruskan shaf dalam shalat berjamaah.
Shalat berjamaah adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ
دَرَجَةً
Artinya: "Shalat berjamaah itu lebih baik 27 derajat dibandingkan dengan shalat
sendirian." (HR Bukhari)
Shalat berjamaah memiliki banyak keutamaan dan hikmah, di antaranya adalah mempererat ukhuwah, menumbuhkan ketaatan, meningkatkan konsentrasi, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Namun, untuk mendapatkan manfaat shalat berjamaah secara maksimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah shaf.
Apa itu Shaf?
Shaf adalah barisan atau saf dalam salat berjamaah. Shaf merupakan bagian
penting dari shalat berjamaah, karena menunjukkan keteraturan, kesatuan, dan
kekompakan jemaah. Shaf juga merupakan salah satu syarat sahnya salat
berjamaah, karena tanpa shaf, salat berjamaah tidak akan terbentuk.
Shaf terdiri dari imam yang berdiri di depan sebagai pemimpin shalat, dan
makmum yang berdiri di belakangnya sebagai pengikut salat. Makmum sendiri
terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu laki-laki dewasa, anak laki-laki,
khunsa (orang berkelamin ganda), perempuan, dan anak perempuan.
Bagaimana Urutan Shaf yang Disyariatkan?
وعن ابي هريرة قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
خَيْرَ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَلَهَا وَشَرِّهَا آخَرُهَا، وَخَيْرُ صُفُو في
النساء أخرها وشرها أولها (رواه الجماعة إلا البخاري )
Artinya: Melalui Abu Hurairah ia berkata, bahwa Nabi Muhammad SAW telah
bersabda: "Sebaik-baiknya saf laki-laki adalah saf depan, sekaligus (bagi laki-laki)
sejelek-jeleknya adalah saf yang belakang. Dan sebaik-baiknya saf perempuan
adalah saf yang belakang, serta sejelek-jeleknya saf perempuan adalah saf
yang depan." (HR Jamaah kecuali Bukhari)
Dari hadits ini, kita dapat mengetahui bahwa urutan shaf yang disyariatkan
adalah sebagai berikut:
- Shaf paling depan diisi oleh laki-laki dewasa, karena mereka adalah yang paling utama dan paling berhak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Shaf selanjutnya diisi oleh anak laki-laki, karena mereka adalah calon laki-laki dewasa yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
- Shaf berikutnya diisi oleh khunsa, karena mereka memiliki sifat-sifat laki-laki dan perempuan, sehingga mereka tidak boleh bercampur dengan salah satu golongan saja.
- Shaf terakhir diisi oleh perempuan, karena mereka adalah yang paling afdhal dan paling terjaga untuk menjaga aurat dan kehormatan mereka.
Jika terdapat kekosongan di shaf laki-laki, maka boleh diisi oleh anak
laki-laki, karena mereka lebih dekat dengan sifat-sifat laki-laki. Namun, jika
terdapat kekosongan di shaf perempuan, maka tidak boleh diisi oleh anak
perempuan, karena mereka lebih dekat dengan sifat-sifat perempuan. Jika
terdapat kekosongan di shaf khunsa, maka boleh diisi oleh laki-laki atau
perempuan, sesuai dengan kecenderungan mereka.
Urutan shaf ini disepakati oleh tiga mazhab, yaitu Mazhab Maliki, Syafi'i, dan
Hanbali. Sedangkan Mazhab Hanafi berpendapat bahwa urutan shaf adalah
laki-laki dewasa, laki-laki muda, perempuan dewasa, dan perempuan muda.
Apa Keutamaan Shaf Pertama?
Shaf pertama dalam shalat berjamaah adalah shaf yang paling mulia dan paling
dicintai oleh Allah SWT. Hal ini karena shaf pertama adalah shaf yang paling
dekat dengan imam dan paling dekat dengan kiblat. Shaf pertama juga adalah
shaf yang paling banyak mendapatkan doa dari para malaikat. Rasulullah SAW
bersabda:
"Sesungguhnya para malaikat memberikan sholawat kepada orang-orang yang
berada di shaf pertama." (HR Ibnu Hibban)
Kemudian dalam menanggapi sabda Rasulullah SAW tersebut, para sahabat
bertanya, "Apakah juga kepada orang-orang yang berada di shaf kedua wahai
Rasulullah?" kemudian Rasulullah berkata, "Juga kepada orang-orang di shaf kedua." (HR Ahmad dan Ath Thabrani)
Dari hadits ini, kita dapat mengetahui bahwa shaf pertama adalah shaf yang
paling utama, dan shaf kedua adalah shaf yang kedua utama. Oleh karena itu,
kita sebaiknya berusaha untuk mengisi shaf pertama atau shaf kedua jika ingin
mendapatkan keutamaan dan pahala yang besar.
Bagaimana Meluruskan Shaf dalam Shalat Berjamaah?
Meluruskan shaf dalam shalat berjamaah adalah salah satu hal yang sangat
ditekankan oleh Rasulullah SAW. Beliau sering kali memerintahkan para sahabat
untuk meluruskan shaf mereka sebelum shalat, dan bahkan mengancam mereka dengan
ancaman yang keras jika tidak melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:
"Meluruskanlah shaf-shaf kalian, atau Allah akan menciptakan perselisihan di
antara wajah-wajah kalian." (HR Bukhari dan Muslim)
Meluruskan shaf dalam shalat berjamaah memiliki beberapa hikmah, di antaranya
adalah:
- Menunjukkan ketaatan kepada perintah Rasulullah SAW dan mengikuti sunnahnya.
- Menunjukkan kesatuan dan kekompakan umat Islam dalam beribadah kepada Allah SWT.
- Menutup celah setan untuk masuk dan mengganggu salat kita.
- Meningkatkan konsentrasi dan khushu' dalam salat kita.
- Menyempurnakan salat kita dan mendapatkan pahala yang lebih besar.
Cara meluruskan shaf dalam salat berjamaah adalah dengan menyamakan ujung kaki, ujung bahu, dan ujung kepala dengan orang yang berdiri di sebelah kita. Kita juga harus mengisi kekosongan yang ada di shaf depan, dan tidak meninggalkan jarak yang besar antara kita dengan orang yang berdiri di depan atau di belakang kita. Kita juga harus menghadap kiblat dengan lurus, dan tidak memalingkan wajah atau badan kita ke kanan atau ke kiri.
Penutup
Demikian penjelasan tentang urutan shaf salat berjamaah yang benar menurut
sunnah. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang salat
berjamaah. Salat berjamaah adalah ibadah yang sangat mulia dan memiliki banyak
keutamaan. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kualitas salat berjamaah kita
dengan meluruskan shaf, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mengikuti
sunnah Rasulullah SAW.
Aamiin.
Posting Komentar