Isra Mi'raj adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 621 Masehi, ketika Nabi
Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Mekah ke
Masjidil Aqsha di Palestina, kemudian naik ke langit dan bertemu dengan para
nabi dan malaikat, hingga sampai ke Sidratul Muntaha, tempat yang menjadi
batas antara ciptaan dan pencipta. Di sana, Nabi Muhammad SAW menerima
perintah salat lima waktu sebagai salah satu rukun Islam.
Peristiwa Isra Mi'raj ini merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang
menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Namun, banyak orang yang
meragukan kebenaran peristiwa ini, karena dianggap tidak masuk akal dan
bertentangan dengan hukum alam.
Bagaimana mungkin seseorang dapat melakukan perjalanan jarak jauh dalam waktu
yang sangat singkat, tanpa menggunakan alat transportasi apa pun, bahkan
melampaui batas ruang dan waktu?
Untuk menjawab keraguan ini, kita dapat mencoba melihat peristiwa Isra Mi'raj
dari sudut pandang ilmiah, dengan menggunakan teori relativitas yang
dikemukakan oleh ilmuwan terkenal,
Albert Einstein.
Teori relativitas ini menjelaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini
bersifat relatif, tergantung pada sudut pandang pengamat dan kecepatan
geraknya. Teori ini terdiri dari dua bagian, yaitu relativitas khusus dan
relativitas umum.
Relativitas Khusus dan Isra
Relativitas khusus
adalah teori yang menjelaskan hubungan antara ruang dan waktu, serta massa dan
energi, pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Menurut teori ini, semakin cepat suatu benda bergerak, maka semakin
pendek pula panjangnya, semakin besar pula massanya, dan semakin lambat pula
waktunya.
Dengan demikian, jika kita menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW bergerak dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya, yang mencapai sekitar 300.000 km/detik,
maka kita dapat menjelaskan bagaimana beliau dapat menempuh jarak sekitar
1.500 km dari Mekah ke Palestina dalam waktu yang sangat singkat, bahkan
kurang dari satu detik.
Selain itu, kita juga dapat menjelaskan mengapa waktu
di bumi tidak berubah, sementara waktu bagi Nabi Muhammad SAW berjalan lebih
lambat, sehingga beliau dapat melakukan perjalanan ke langit dan kembali lagi
ke bumi dalam satu malam saja.
Namun, bagaimana Nabi Muhammad SAW dapat bergerak dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya? Jawabannya adalah dengan menggunakan buraq, yaitu makhluk
yang diciptakan Allah SWT khusus untuk mengantar beliau.
Buraq adalah makhluk
yang berwarna putih, berukuran lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari
baghl, yang langkahnya sejauh pandangan mata. Buraq ini bukanlah makhluk
biasa, melainkan makhluk yang memiliki sifat-sifat luar biasa, yang dapat
bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, melebihi kecepatan cahaya, tanpa
terpengaruh oleh hambatan udara, gravitasi, atau gaya gesekan.
Relativitas Umum dan Mi'raj
Relativitas umum
adalah teori yang menjelaskan hubungan antara ruang dan waktu, serta massa dan
energi, pada benda-benda yang berada di bawah pengaruh medan gravitasi yang
kuat. Menurut teori ini, ruang dan waktu dapat melengkung akibat adanya massa
atau energi yang besar, sehingga mempengaruhi jalannya cahaya dan gerak
benda-benda lainnya.
Dengan demikian, jika kita menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW berada di bawah
pengaruh medan gravitasi yang sangat kuat, yang berasal dari kekuasaan Allah
SWT, maka kita dapat menjelaskan bagaimana beliau dapat naik ke langit dan
bertemu dengan para nabi dan malaikat, yang berada di dimensi yang berbeda
dari dimensi manusia.
Dimensi ini adalah dimensi yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga
tidak dapat diukur dengan alat-alat ukur yang biasa kita gunakan. Dimensi ini
juga adalah dimensi yang tidak terikat oleh hukum-hukum alam yang kita kenal,
sehingga dapat terjadi hal-hal yang luar biasa, seperti melihat pohon-pohon
yang berbuah dengan berbagai macam buah, atau melihat sungai-sungai yang
mengalir dengan berbagai macam cairan.
Salah satu tempat yang dikunjungi Nabi Muhammad SAW di langit adalah Sidratul
Muntaha, yaitu pohon yang menjadi batas antara ciptaan dan pencipta. Pohon ini
memiliki warna-warna yang indah, daun-daun yang lebar, dan buah-buah yang
besar, yang tidak ada bandingannya di dunia. Pohon ini juga menjadi tempat
berkumpulnya para malaikat, dan menjadi tempat turunnya wahyu Allah SWT. Pohon
ini adalah lambang dari keagungan dan kemuliaan Allah SWT, yang tidak dapat
dimengerti oleh akal manusia.
Kesimpulan
Peristiwa Isra Mi'raj adalah peristiwa yang menunjukkan kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT, yang tidak dapat dibatasi oleh hukum alam atau logika
manusia. Namun, dengan menggunakan teori relativitas yang dikemukakan oleh
Einstein, kita dapat mencoba menjelaskan peristiwa ini secara ilmiah, dengan
menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW bergerak dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya, dan berada di bawah pengaruh medan gravitasi yang sangat
kuat, yang berasal dari kekuasaan Allah SWT.
Dengan demikian, kita dapat memahami bagaimana beliau dapat melakukan
perjalanan dari Mekah ke Palestina, kemudian naik ke langit dan kembali lagi
ke bumi dalam satu malam saja.
Namun, penjelasan ilmiah ini tidaklah cukup untuk menjelaskan semua hal yang
terjadi pada peristiwa Isra Mi'raj, karena peristiwa ini adalah peristiwa yang
bersifat ghaib, yang hanya dapat diketahui oleh Allah SWT dan rasul-Nya.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus percaya dan mengimani peristiwa
ini, sebagai salah satu rukun iman, dan mengambil hikmah dan pelajaran dari
peristiwa ini, sebagai salah satu rukun Islam.
Source:
- Penjelasan Ilmiah Isra Miraj dalam Kacamata Sains, Sesuai Teori Einstein!. https://phinemo.com/penjelasan-ilmiah-isra-miraj-dalam-kacamata-sains-sesuai-teori-einstein/.
- Isra dan Mi'raj dalam Pandangan Ilmuwan - Republika.id. https://www.republika.id/posts/14885/isra-dan-miraj-dalam-pandangan-ilmuwan.
- Peristiwa Isra’ Mi’raj Dalam Penjelasan Sains - Waspada. https://waspada.co.id/2018/04/peristiwa-isra-miraj-dalam-penjelasan-sains/.
Posting Komentar