Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang
memiliki anggota sekitar 30 juta orang¹. Muhammadiyah didirikan pada tanggal
18 November 1912 oleh
Kyai Haji Ahmad Dahlan,
seorang ulama dan pedagang dari Yogyakarta, yang mengajak umat Islam untuk
kembali kepada ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
Muhammadiyah merupakan organisasi yang mewakili Islam reformis, yang menolak
tradisi-tradisi yang dianggap bid'ah, seperti tahlilan, ziarah kubur, dan
penghormatan kepada para wali. Muhammadiyah juga dikenal sebagai organisasi
yang aktif dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik.
Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah lahir dari latar belakang sosial, politik, dan keagamaan yang
berkembang di Indonesia pada awal abad ke-20. Pada masa itu, Indonesia masih
berada di bawah penjajahan Belanda, yang melakukan berbagai kebijakan
diskriminatif dan eksploitatif terhadap rakyat Indonesia.
Selain itu,
Indonesia juga menghadapi tantangan dari gerakan-gerakan reformis Islam, yang
berasal dari Timur Tengah dan India, yang ingin melakukan pembaruan dalam
ajaran dan praktik Islam.
Gerakan-gerakan reformis Islam ini, seperti Wahabi, Al-Ikhwan, dan Jamaah
Tabligh, menyerukan kembali kepada Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama
hukum Islam, serta menentang penggunaan mazhab sebagai rujukan. Mereka juga
mengecam tradisi-tradisi Islam yang dianggap menyimpang dari ajaran asli,
seperti tahlilan, ziarah kubur, dan penghormatan kepada para wali.
Mereka juga
mengkritik ulama-ulama tradisional, yang dianggap kurang menguasai ilmu-ilmu
agama, serta mengikuti taqlid (meniru) tanpa ijtihad (berijtihad).
Gerakan-gerakan reformis Islam ini mendapat dukungan dari kalangan
intelektual, kaum muda, dan golongan menengah perkotaan, yang menginginkan
perubahan sosial dan politik di Indonesia.
Namun, gerakan-gerakan reformis Islam ini juga menimbulkan reaksi dari
kalangan ulama tradisional, yang merasa ajaran dan tradisi Islam yang mereka
anut dan wariskan selama berabad-abad diserang dan diremehkan.
Ulama
tradisional ini, yang berasal dari pesantren-pesantren di Jawa, merasa perlu
membela dan menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab Sunni, yaitu mazhab Syafi'i. Ulama tradisional ini,
yang dipimpin oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan, kemudian membentuk organisasi yang
bernama Muhammadiyah, yang artinya "pengikut Nabi Muhammad".
Tujuan dan Perkembangan Muhammadiyah
Tujuan utama berdirinya Muhammadiyah adalah untuk memurnikan dan memperbarui
ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, serta untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian umat Islam di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan ini, Muhammadiyah melakukan berbagai kegiatan, seperti:
- Mendirikan dan mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah, sekolah, dan universitas.
- Membangun dan merawat fasilitas-fasilitas ibadah, seperti masjid, mushola, dan kuburan.
- Menyelenggarakan dan menghidupkan ibadah-ibadah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
- Memberikan bantuan sosial dan ekonomi kepada fakir miskin, yatim piatu, dan dhuafa.
- Mengeluarkan fatwa-fatwa hukum Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.
- Menjalin hubungan dan kerjasama dengan organisasi-organisasi Islam lainnya, baik di dalam maupun luar negeri.
Muhammadiyah juga tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi politik di
Indonesia. Muhammadiyah turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
dari penjajahan Belanda dan Jepang. Muhammadiyah juga ikut berkontribusi dalam
pembentukan negara Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Muhammadiyah juga aktif dalam menghadapi berbagai tantangan dan konflik yang
muncul di Indonesia, seperti komunisme, separatisme, terorisme, radikalisme,
dan intoleransi.
Muhammadiyah terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Muhammadiyah memiliki berbagai badan otonom, lembaga, dan sayap organisasi,
yang menangani berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, sosial, ekonomi,
politik, hukum, kesehatan, seni, budaya, olahraga, pemuda, wanita, dan
lain-lain.
Muhammadiyah juga memiliki jaringan yang luas, yang mencakup
seluruh wilayah Indonesia, dan bahkan mancanegara. Muhammadiyah juga terus
berupaya untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai keislaman, kebangsaan,
kebudayaan, dan kemanusiaan, yang menjadi ciri khas dan kekuatan organisasi
ini.
Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang didirikan
pada 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dan ulama tradisional
lainnya. Muhammadiyah merupakan organisasi yang mewakili Islam reformis, yang
menolak tradisi-tradisi yang dianggap bid'ah, seperti tahlilan, ziarah kubur,
dan penghormatan kepada para wali.
Muhammadiyah juga merupakan organisasi yang
aktif dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik. Muhammadiyah
telah berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan, baik agama, pendidikan,
sosial, ekonomi, maupun politik.
Muhammadiyah terus berkembang dan beradaptasi
dengan perkembangan zaman, serta terus berupaya untuk menjaga dan memperkuat
identitas dan arah organisasinya.
Source:
- Sejarah Singkat Muhammadiyah - Muhammadiyah. https://muhammadiyah.or.id/sejarah-singkat-muhammadiyah/.
- Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah - Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/17/164408569/sejarah-singkat-berdirinya-muhammadiyah.
Posting Komentar