Dikesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana asal usul pembagian tauhid menjadi empat, tiga, atau dua. Tauhid dibagi menjadi beberapa bagian tidak ada di zaman rosul. Lalu bagaimana bisa ada orang yang membagi tauhid menjadi beberapa bagian. Ternyata semua itu ada asal usulnya. Yuk kita bahas.
Latar Belakang Pembagian Tauhid
Kenapa ada pembagian tauhid semacam ini pada asalnya ketika tauhid itu dibahas oleh para sahabat dan juga para ulama di masa silam mereka membahas dalam bentuk kajian ayat atau hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan mereka memahami maknanya. Kemudian jadilah ilmu tauhid itu sebagai disiplin ilmu dan ketika sudah menjadi disiplin ilmu maka akan lebih mengerucut dan lebih detail.
Sehingga kita ketahui di zaman Sahabat tidak dikenal misalnya istilah ilmu usul fikih atau ilmu fiqih sendiri ilmu tauhid. ilmu aqidah ilmu ilmu ini tidak mengerucut menjadi banyak disiplin ilmu tapi mereka belajar Islam secara keseluruhan.
Sesuai dengan kemampuan bahasa yang mereka miliki dalam memahami setiap teks dalil baik ayat maupun sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam lalu dari situ mereka bisa mendapatkan kesimpulan dan kesimpulan itulah yang mereka jadikan sebagai kerangka untuk beranak.
Asal Usul Pembagian Tauhid
Kemudian sejalan dengan perkembangan waktu masing-masing ilmu mengerucut menjadi banyak disiplin ilmu seperti yang tadi kita sebutkan nya ada ilmu fiqih ada ilmu tauhid aqidah ada Ilmu Tafsir ada ilmu masalah dakwah dan seterusnya nah ketika dia sudah menjadi sebuah disiplin ilmu Maka ilmu itu akan dibuat lebih detail lebih rinci dan semakin kesana maka ilmu itu akan semakin banyak rinciannya semakin banyak pembahasannya.
Maka disaat itulah ada pembagian-pembagian ada rincian rincian sehingga tujuannya dalam rangka memudahkan bagi orang yang belajar untuk bisa memahami secara utuh materi yang dia dapatkan.
Sehingga kita kenal ada istilah rukun salat apa saja wajib salat apa saja Apa perbedaan antara rukun dengan wajib syarat salat apa saja Apa perbedaan antara syarat dengan rukun kemudian ada sunah-sunah salat demikian pula kita jumpai dalam disiplin ilmu yang lain sehingga misalnya tafsir ada pembagiannya tafsir ditinjau dari rujukannya ada berapa, tafsir ditinjau dari metode dalam penyampaiannya ada sekian pembagian dan seterusnya.
Pembagian Tauhid Adalah Efek Perkembangan Ilmu
Dalam aqidah juga sama, ketika Akidah itu menjadi ilmu yang lebih mengerucut maka dalam aqidah ada penjelasan bahasanya di sini ada pembagian demikian di sini ada pembagian demikian sehingga kita mengenal ada pembagian tauhid. tauhid dibagi menjadi sekian aqidah ada rinciannya dalam masalah Asma’ wa sifat ada rinciannya dan seterusnya. Itu efek dari perkembangan ilmu.
karena itu tidak ada istilah bahwasanya pembagian tauhid menjadi tiga atau menjadi empat atau menjadi sekian adalah perbuatan Bid’ah yang dilakukan oleh Salafi atau mereka sebut ini bid’ahnya Wahabi. Nah kalau itu disebut sebagai Bid’ah, Maka nanti pembagian salat ada bagian rukun ada wajib ada syarat juga dihukum yang sama jadinya padahal itu adalah kemaslahatan pendidikan. jadi pembagian itu dilakukan dalam rangka kepentingan pendidikan.
Andaikan masyarakat bisa memahami tauhid hanya dengan disebutkan ayat, misalnya para ulama’ mengatakan dalam satu surat al-fatihah terdapat empat jenis tauhid. Tauhid rububiyah uluhiyah asma wa sifat dan tauhidul mutabaah silakan Bapak baca al-fatihah dibaca, selanjutnya Tolong sebutkan ayat mana yang menyebutkan Tauhid rububiyah uluhiyah asma wa sifat dan mutaba’ah bagi orang yang enggak ngerti dia kebingungan saya nggak ngerti dengan ini tapi bagi mereka yang paham dia tahu Oh ini maksudnya tauhid tentang ini sehingga dia tahu ini ke arah rububiyah ini ke uluhiyah ini ke asma wa sifat ini. terkait masalah mutaba’ah dan seterusnya
makanya metode pembelajaran jika masyarakat kita diajak untuk menganut metode masa silam mungkin mereka akan sangat kebingungan. Karena Kemampuan mereka dalam memahami dalil tidak sebagaimana kemampuan para sahabat dalam memahami tadi. kemampuan masyarakat zaman sekarang kemampuan kita dalam memahami dalil tidak sebagaimana kemampuan para sahabat ketika memahami dalil.
karena perbedaan seperti itulah kemudian ulama hadir dan mereka ngasih kemudahan. Sehingga biar ini lebih mudah dipahami akhirnya dikasih rincian dikasih pembagian.
Pembagian Tauhid Adalah Cara Para Ulama Untuk Mempermudah Belajar Tauhid
Baik…! kalau kita paham ini berarti pembagian tauhid menjadi tiga atau menjadi empat atau menjadi dua, pembagian seperti itu berarti bentuknya menceritakan realita yang ada.
Dulu para sahabat ketika ngajari bahasa Arab enggak ada pembagian Misalnya kalim itu dibagi 3 isim, fi’il huruf misalnya ketika sahabat belajar bahasa Arab, tapi mereka belajar bagaimana cara dalam berkomunikasi lalu mereka belajar bagaimana cara memahami teks dengan baik karena yang seperti ini mereka sudah paham sehingga tidak perlu ada rincian seperti itu begitu perkembangan waktu ada orang butuh paham itu karena dia tidak punya kemampuan sebagaimana pendahulunya akhirnya orang mengajarkan Oh kalimat dibagi tiga isim ada sekian Fi’il ada sekian, yang manshub ada sekian yang marfu ada sekian yang manshub ada sekian yang majrur ada sekian, biar orang mudah dalam memahaminya.
Tauhid juga demikian para ulama memberikan rincian agar kita lebih mudah dalam memahaminya. dan saya bisa merasakan perbedaan itu pada waktu dulu sebelum saya kenal tentang pembagian tauhid ya kita sering dengar istilah tauhid itu sering kita dengar cuman kita ndak ngerti bangunan tauhid yang seutuhnya.
Dalam setiap ilmu Kan ada morfologi ilmu ya bangunan ilmu. jadi kita enggak ngerti bangunan tauhid yang seutuhnya itu kayak gimana. rinciannya Seperti apa kan kita nggak tahu peta
Begitu kita belajar tentang pembagian tauhid, peta tauhid. kita jadi ngerti oh maksudnya seperti ini, ranahnya seperti ini dan seterusnya.
Makanya seharusnya kita mengedepankan sikap terima kasih kepada para ulama yang berusaha memaparkan ilmu ini dengan mudah kepada masyarakat meskipun kadang dikomentari miring sehingga sampai ada pernyataan seperti itu pembagian tauhid tiga itu adalah karyanya Wahabi yang tidak pernah ada di masa silam.
Pembagian Juga Terjadi Di Cabang Ilmu Lain
Coba kalimat itu dipakai untuk masalah fikih ibadah, pembagian salat jadi sunnah ab’ad atau sunnah haiat, bisa nggak kita sebut itu karyanya Syafi’iyah yang tidak pernah ada di zaman Nabi Shallallahu salam. ya sama saja Itu kan cuman pembagian dalam rangka untuk memudahkan.
Sehingga pembagian ini sekali lagi adalah menceritakan realita, realita dalam salat ada seperti ini realita dalam tauhid ada seperti ini lalu ulama ngasih rincian biar gampang untuk dipahami.
Nah ketika orang membuat pembagian maka harus sesuai dengan realita yang ada kalau pembagian itu tidak sejalan dengan realita maka pembagian itu tidak bisa kita terima.
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya pembagian tauhid menjadi beberapa bagian ini memang tidak pernah rosulullah jelaskan didalam hadist, sebagaimana pembagian fikih ibadah macam rukun, syarat, wajib, sunnah, makruh. Hal tersebut tidak ada dalam hadits. Akan tetapi istilah pembagian tersebut adalah penjelasan, rincian para ulama’ yang tujuannya adalah untuk mempermudah para penuntut ilmu untuk belajar. Jadi tujuannya semata-mata adalah untuk pendidikan.
Dan pembagian ini haruslah sesuai realita yang ada, jika tidak sesuai realita, kenyataan yang ada maka pembagian tersebut tidak bisa kita terima.
Artikel ini adalah rangkuman dari ceramah ustadz Ustadz Ammi Nur Baits, ST., BA ceramah lengkap bisa antum tonton di link ini
Demikian artikel tentang asal usul pembagian tauhid ini, semoga bermanfaat. Next artikel akan kita bahas pembagian tauhid yang menjadi empat tiga ataupun dua. Semua intinya sama hanya beda istilah. Agar lebih jelas nantikan artikel selanjutnya. Jika di tumpuk jadi satu artikel akan terlalu panjang.
Posting Komentar