Bagaimana sebenarnya peran ayah dalam mendidik anak ? Adakah gambaran bagaimana komposisi mendidik anak di dalam Alqu’an. Selama ini berkembang pemahaman dan kebiasaan di tengah masyarakat kita, bahwa mendidik dan mengasuh anak adalah tugas seorang ibu. Ayah hanya membantu saja, namun ibulah yang harus mendidik anak sepenuhnya. Dampak dari pemahaman seperti ini sangat panjang dan lebar, tampak dalam berbagai fenomena kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Perhatikan contoh fenomena berikut ini.
Daftar Isi :
1. Fenomena umum
- Jika ada undangan dari sekolah untuk menghadiri pertemuan orang tua murid dengan guru, yang paling banyak datang adalah ibu-ibu. Waktu ditanya, kemana suami mereka, jawabannya : suami sibuk kerja. Namun ketika pertemuan dibuat pada hari libur, yang datang tetap ibu-ibu.
- Pada saat acara pengambilan raport semester atau kenaikan kelas, tampak yang paling banyak datang adalah ibu-ibu.
- Ketika acara Seminar Parenting dengan tema pendidikan anak, yang memenuhi ruang adalah ibu-ibu
- Ketika acara pengajian umum dengan tema Pendidikan Anak dalam Islam, yang berduyun-duyun hadir adalah ibu-ibu.
- Yang lebih telaten dan betah menemani anak belajar saat di rumah adalah ibu.
Beberapa fenomena tersebut hanyalah contoh dari adanya pemahaman tentang tugas mendidik dan mengasuh anak adalah ibu. Padahal jika kembalikan kepada ajaran agama, pendidikan anak adalah kewajiban bersama antara suami dan istri, atau antara ayah dengan ibu. Kedua belah pihak memiliki beban tanggung jawab yang seimbang dalam mendidik dan mengasuh anak, karena pada dasarnya anak memerlukan sentuhan pendidikan, pembinaan, pengasuhan dari kedua orang tua.
pendidikan anak adalah kewajiban bersama antara suami dan istri, atau antara ayah dengan ibu
Bahkan jika dicermati secara lebih dalam, legenda dan simbol pendidikan anak yang diabadikan dalam Al Qur’an dan sering menjadi kajian di berbagai majelis ilmu adalah Luqman Al Hakim. Sampai dijadikan nama surat dalam Al Qur’an, yaitu surat Luqman. Beliau adalah orang salih yang dikisahkan metode pendidikan anak, dan menjadi pelajaran penting bagi semua umat manusia beriman. Legendanya adalah Luqman, bukan istrinya Luqman. Ini menandakan peran ayah yang sangat penting dalam mendidik anak.
2. Dialog Orang Tua dengan Anak dalam Al Qur’an
Lebih jauh lagi, Al Qur’an mengisyaratkan pentingnya dialog ayah dengan anak, jika dihitung dari jumlah ayat tentang dialog orang tua dengan anak yang diabadikan di dalam Al Qur’an. Sangat menarik studi yang dilakukan oleh Sarah binti Halil bin Dakhilallah Al-Muthiri terkait tema ini. Sarah menulis tesis berjudul :
حِوَارُ اْلآباَءِ مَعَ اْلأبْناَءِ فيِ اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَتَطْبِيْقَاتُهُ التَّرْبَوِيَّةِ
“Hiwar Al- Aba’ Ma’a Al-Abna Fil Qur’anil Karim wa Tathbiqatuhu At-Tarbawiyah“, atau Dialog Orang Tua dengan Anak dalam Al-Quran Karim dan Aplikasinya dalam Pendidikan.
Sarah mencatat, Al-Qur’an memuat dialog orang tua dengan anak dalam 17 tempat yang tersebar di 9 surat. Perinciannya, dialog ayah dengan anak sebanyak 14 tempat; dialog ibu dengan anak sebanyak 2 tempat, dialog kedua orang tua dengan anak (tanpa nama) sebanyak 1 tempat. Berikut akan saya nukilkan rincian detailnya.
Pertama, Dialog Ayah dan Anak dalam Al Qur’an
Sarah mendapatkan 14 tempat dalam Al Qur’an yang berisi dialog ayah dan anak. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
- QS. Al Baqarah 130 – 133 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan ayahnya dan dialog Nabi Ya’qub As dengan anaknya.
- QS. Al An’am : 74 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan ayahnya.
- QS. Hud : 42 – 43 memuat kisah dialog Nabi Hud As dengan anaknya.
- QS. Yusuf : 4 – 5 memuat kisah dialog Nabi Yusuf As dengan ayahnya.
- QS. Yusuf : 11 – 14 memuat kisah dialog Nabi Ya’qub As dengan anaknya.
- QS. Yusuf : 16 – 18 memuat kisah dialog Nabi Ya’qub As dengan anaknya.
- QS. Yusuf : 63 – 67 memuat kisah dialog Nabi Ya’qub As dengan anaknya.
- QS. Yusuf : 81 – 87 memuat kisah dialog Nabi Ya’qub As dengan anaknya.
- QS. Yusuf : 94 – 98 memuat kisah dialog Nabi Ya’qub As dengan anaknya.
- QS. Yusuf : 99 – 100 memuat kisah dialog Nabi Yusuf As dengan ayahnya.
- QS. Maryam : 41 – 48 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan ayahnya.
- QS. Al-Qashash : 26 memuat kisah dialog Syaikh Madyan dengan anak perempuannya.
- QS. Luqman : 13 – 19 memuat kisah dialog Luqman dengan anaknya.
- QS. Ash-Shaffat : 102 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan anaknya, Ismail.
Demikianlah empat belas tempat dalam Al Qur’an yang memuat kisah dialog ayah dengan anak mereka.
Kedua, Dialog Ibu dengan Anaknya
Ternyata, kisah dialog ibu dengan anaknya hanya ditemukan di dua tempat saja, yaitu pada dua surat berikut :
- QS. Maryam : 23 – 26 memuat kisah dialog Maryam dengan janinnya.
- QS. Al-Qashash : 11 memuat kisah dialog Ibu Musa dengan anak perempuannya.
Ketiga, Dialog Kedua Orang Tua dengan Anaknya
Adapun dialog kedua orang tua dengan anaknya, dijumpai dalam satu tempat saja, yaitu dalam QS. Al-Ahqaf : 17 yang memuat kisah dialog kedua orang tua dengan anaknya tanpa disebut namanya.
ternyata dialog antara ayah dengan anaknya lebih banyak daripada dialog antara ibu dengan anaknya. Jauh lebih banyak.
Lebih sering.
14 banding 2!
3. Peran penting Ayah Dalam Mendidik Anak
Dari seluruh perincian tersebut, bisa kita ambil pelajaran penting, tampak dialog ayah dengan anak memiliki porsi paling banyak. Hal ini memberi motivasi tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Al Qur’an memuat dialog ayah dengan anak jauh lebih banyak dibandingkan dengan dialog ibu dengan anak. Hal ini menandakan bahwa pengasuhan dan pendidikan anak bukan hanya urusan ibu. Namun harus ada peran seimbang dari kedua orang tua.
Ayah harus menyempatkan waktu untuk banyak berdialog dengan anak-anak, karena itu adalah bagian penting dalam proses pendidikan dan pengasuhan anak. Ayah tidak boleh diam dan menyerahkan semua komunikasi dengan anak hanya kepada ibu. Pendidikan anak harus menjadi tanggung jawab yang seimbang antara ayah dengan ibu karena anak memerlukan sosok keduanya. Keseimbangan peran dari ayah dan ibu akan memberikan andil besar bagi keberhasilan pendidikan anak-anak.
Bahkan jika mengambil dari spirit dalam Al Qur’an tersebut, ayah memang dituntut untuk lebih banyak dialog dengan anak. Maka jangan diam dan pasif wahai ayah, karena Al Qur’an mengajak kita untuk banyak berdiskusi dengan anak.
Lihatlah ayah, Subhanallah…
Ternyata al-Qur’an ingin memberikan pelajaran. Bahwa untuk melahirkan generasi istimewa seperti yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya, harus dengan komposisi seperti di atas.
Jika kita bandingkan, ternyata dialog antara ayah dengan anaknya, lebih banyak daripada dialog antara ibu dengan anaknya. Jauh lebih banyak. Lebih sering. 14 banding 2!
4. Ayah – ayah “Bisu”
Kalau hari ini banyak muncul ayah ‘bisu’ dalam rumah, inilah salah satu yang menyebabkan munculnya banyak masalah dalam pendidikan generasi. Sebagian ayah seringkali kehabisan tema pembicaraan dengan anak-anaknya. Sebagian lagi hanya mampu bicara dengan tarik urat alias ngamuk, eh maaf … marah, lebih parah kalo sampai memukul. Ada lagi yang diaaamm saja, hampir tidak bisa dibedakan saat sedang sariawan atau memang tidak bisa bicara. Sementara sebagian lagi, irit energi; bicara seperlunya. Ada juga seorang ayah yang saat dia belum selesai bicara sang anak bisa menyela, “Cukup yah, saya bisa lanjutkan pembicaraan ayah.” Saking rutinitas yang hanya basa basi dan itu-itu saja.
Jika begitu keadaan para ayah, maka pantas hasil generasi ini jauh dari yang diharapkan oleh peradaban Islam yang akan datang. Para ayah selayaknya segera memaksakan diri untuk membuka mulutnya, menggerakkan lisannya, terus menyampaikan pesannya, kisahnya dan dialognya.
Ayah, kembalilah ke al-Qur’an..
Dialog lengkap, utuh dan panjang lebar di dalam al-Qur’an, hanya dialog ayah kepada anaknya. Bukan dialog ibu dengan anaknya. Yaitu dialog Luqman dengan anaknya. Sebuah nasehat yang lebih berharga bagi seorang anak dari semua fasilitas dan tabungan yang diberikan kepadanya.
Dengan kajian di atas, kita terhindar dari kesalahan pemahaman. Salah, jika ada yang memahami bahwa dialog ibu tidak penting. Jelas sangat penting sekali dialog seorang ibu dengan anaknya. Pemahaman yang benar adalah, al-Qur’an seakan ingin menyeru kepada semua ayah: ayah, kalian harus rajin berdialog dengan anak. Lebih sering dibanding ibu yang sehari-hari bersama buah hati kalian.
Jika anda menyukai artikel ini mohon berlangganan dan jangan lupa sharing di media social sobat.
al-Qur’an seakan ingin menyeru kepada semua ayah: ayah, kalian harus rajin berdialog dengan anak. Lebih sering dibanding ibu yang sehari-hari bersama buah hati kalian.
5. Kajian video Peran Ayah dalam Mendidik Anak
Terima kasih telah berkunjung.
Posting Komentar