Puasa romadhon adalah rukun islam yang ke 4 setelah syhadat 2 kalimat tauhid, sholat dan zakat. Puasa bisa jadi ibadah yang berat jika tidak dilatih sejak dini. Puasa adalah ibadah yang melatih kejujuran dan ketakwaan. Di artikel ini nantinya kangsoel akan bagikan bagaimana tips cara untuk melatih anak berpuasa.
Pentingnya Puasa
Di artikel yang lalu kangsoel sudah pernah memposting luar biasanya ibadah puasa. Puasa adalah satu dari lima pilar agama islam yang telah dijelaskan oleh Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam dalam hadits riwayat sahabat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ الْإِسْلَامَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Sesungguhnya Islam dibangun di atas lima (tanggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan; dan hajji ke Baitullah’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Karena wajibnya puasa kita sebagai orang tua tentu berkewajiban mendidik anak kita berpuasa sejak dini. Jangan sampai telat begitu anak kita baligh dan sudah berkewajiban puasa kesulitan atau bahkan meninggalkan kewajiban puasa ini, Naudzubillah…!. Tentu tidak harus langsung kita paksa anak untuk berpuasa penuh harus ada tahap- tahapannya.
Bagaimana tips cara melatih anak berpuasa?
Dari Contoh Para Sahabat Nabi
Dan ternyata hal ini sudah ada contoh dari para sahabat di masa lalu untuk mendidik anak-anak mereka hingga bisa berpuasa penuh sampai waktu berbuka.
عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ قَالَتْ أَرْسَلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ « مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيَصُمْ » . قَالَتْ فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا ، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ ، حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ
“Dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus seseorang ke salah satu suku Anshar di pagi hari Asyura.” Beliau bersabda, “Siapa yang di pagi hari dalam keadaan tidak berpuasa, hendaklah ia berpuasa. Siapa yang di pagi harinya berpuasa, hendaklah berpuasa.” Ar Rubayyi’ mengatakan, “Kami berpuasa setelah itu. Lalu anak-anak kami pun turut berpuasa. Kami sengaja membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika salah seorang dari mereka menangis, merengek-rengek minta makan, kami memberi mainan padanya. Akhirnya pun mereka bisa turut berpuasa hingga waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960 dan Muslim no. 1136)
Pandangan Para Ulama Tentang Dalil Diatas
Ibnu Batthol menerangkan bahwa para ulama sepakat, ibadah serta kewajiban barulah dikenakan kala sudah baligh( dewasa ). Tetapi mayoritas ulama telah menyunnahkan( menyarankan) mendidik anak untuk berpuasa semenjak kecil, begitu pula untuk ibadah yang lain. Hal ini untuk keberkahannya serta supaya membuat mereka terbiasa semenjak kecil, sehingga akan menjadi mudah mereka jalani kala sudah diwajibkan.
Al Muhallab berpandangan, hadits ini mengandung pelajaran bahwa siapa saja yang mengajak anak untuk melaksanakan ketaatan pada Allah, mengajak mereka untuk konsekuen dalam melaksanakan ibadah, mereka itu ( para orang tua) akan diberi pahala lantaran hal itu. Kesusahan kala mewajibkan mereka untuk melaksanakan semacam itu tidak membuat mereka susah.
Ibnul Mundzir mengatakan kalau para ulama berselisih pendapat dalam hal kapan anak diperintah untuk berpuasa. Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin,‘ Urwah,‘ Atho’, Az Zuhri, Qatadah, Imam Syafi’ i berpandangan kalau mereka (anak – anak) diperintahkan untuk berpuasa ketika mereka telah sanggup. Al Auza’ i berpandangan bahwa mereka (anak -anak) dikenakan kewajiban puasa kala mereka telah sanggup berpuasa 3 hari berturut- turut serta tidak merasa lemas kala itu.( Syarh Al Bukhari li Ibni Batthol, 7: 125)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,“ Hadits di atas menunjukkan perintah untuk melatih anak dalam melaksanakan ketaatan serta mendidik mereka untuk beribadah. Akan tetapi, mereka tetap masih belum terbebani syariat atau belum mukallaf. Sebaliknya Al Qadhi berkata bahwa telah ada riwayat dari Urwah, jika sudah sanggup puasa, anak telah wajib berpuasa. Tetapi pernyataan ini jelas keliru sebab berlawanan dengan hadits shahih yang menyatakan,“ Pena diangkat dari 3 orang( di antaranya), dari anak kecil sampai dia ihtilam( baligh).” Wallahu a’ lam.( Syarh Shahih Muslim, 8: 15)
Jika dalam hadits di atas mereka diberi hiburan mainan sehingga mereka (anak – anak) terlena bermain lalu mereka menyempurnakan puasanya.
Cara Melatih Anak Berpuasa yang Lain
Cara lain yang bisa dicoba adalah mengajak anak makan sahur bersama keluarga supaya mempunyai tenaga untuk berpuasa. Menu makan sahur juga diusahakan dibuat yang memiliki kandungan lemak serta tambahan susu. Tips lain agar anak kuat berpuasa seharian penuh adalah usahakan minum air putih hangat di akhir waktu sahur. Hal ini untuk mengurangi rasa haus di waktu siangnya. Karena rasa haus di tenggorokan disebabkan adanya lemak yang menempel di tenggorokan. Dan fungsi air hangat di akhir waktu sahur adalah untuk merontokkan lemak ini. Tips ini bisa juga di coba orang dewasa bukan anak saja.
Jika mereka (anak-anak) telah mau berpuasa, maka berilah mereka motivasi serta penghargaan, terlebih apabila telah sukses berpuasa satu hari penuh. Penghargaan tidak harus berupa bonus uang saku, tetapi dapat pula dengan memberikan menu istimewa kesukaan anak dikala berbuka.
Cara terakhir, menu berbuka puasa diusahakan yang manis- manis sebab dapat mengembalikan tenaga pada anak, misalnya dengan kurma serta teh manis hangat.
Panduan di atas dapat dipraktekkan untuk puasa Ramadhan ataupun puasa sunnah yang lain.
Semoga tips cara melatih anak berpuasa ini bermanfaat. Semoga Allah mendidik anak – anak kita menjadi anak yang shalih shalihah. Jika sobat menyukai artikel ini mohon berlangganan mailing list kami atau sobat bisa juga subscribe social media kami.
Terima kasih telah berkunjung.
inspired by : muslim.or.id
Posting Komentar